Tuesday 4 October 2016

pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi


Proposal Penelitian
Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
(Studi Kasus Pada Bank Indonesia)

 











Disusun oleh:
Nama                 : Heru Haerul
Kelas                  : Manajemen C
                                                         




PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

                        Perubahan-perubahan pada berbagai sektor ekonomi tersebut akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan ekonomi, yang ditandai dengan naiknya produksi nasional, pendapatan nasional, dan pendapatan perkapita. Situasi semacam itu akan berlangsung secara terus-menerus.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi. Jadi akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan ekonomi dimana pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada sektor ekonomi. Pendirian industri-industri baru dan meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam sektor industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah melalui pembangunan di bidang sarana dan prasarana, seperti penambahan ruasa jalan.
            Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor
produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
            Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
            Inflasi adalah sebuah keadaan perekonomian yang menunjukan adanya kecenderungan kenaikan tingkat harga secara umum (price level) dan bersifat secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya arus barang dan arus uang yang di sebabkan oleh berbagai faktor.
Inflasi juga merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian selain pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan ekspor-inpor. Inflasi merupakan masalah yang sangat besar dalam perekonomian setiap negara dan merupakan suatu fenomena moneter yang selalu meresahkan negara karena kebijakan yang di ambil untuk mengatasi inflasi sering menjadi pisau permata dua yang akan berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi secara agregat. Diantaranya keseimbangan eksternal dan tingkat bunga. Terjadinya guncangan dalam negri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik yang berakhir dengan peningkatan inflasi pada perekonomian.

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

            Dari judul di atas maka identifikasi masalahnya adalah:
1.      Pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
2.      Tingkat Inflasi di Indonesia.
3.      Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

1.2.2 Rumusan Masalah

            Dari judul di atas maka dapat di cari rumusan masalahnya adalah:
1.      Seberapa besar tingkat inflasi di indonesia?
2.      Seberapa pesat pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
3.      Seberapa besar pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

1.3 Tujuan Penelitian

            Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui seberapa besar tingkat inflasi.
2.      Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan ekonomi itu.
3.      Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

1.4 Kegunaan Penelitian

            Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam pengembangan tentang teori-teori yang sudah ada yang berkaitan dengan pengaruh Inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.











BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

            Inflasi adalah sebuah keadaan perekonomian yang menunjukan adanya kecenderungan kenaikan tingkat harga secara umum (price level) dan bersifat secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya arus barang dan arus uang yang di sebabkan oleh berbagai faktor.
Inflasi juga merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian selain pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan ekspor-inpor. Inflasi merupakan masalah yang sangat besar dalam perekonomian setiap negara dan merupakan suatu fenomena moneter yang selalu meresahkan negara karena kebijakan yang di ambil untuk mengatasi inflasi sering menjadi pisau permata dua yang akan berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi secara agregat. Diantaranya keseimbangan eksternal dan tingkat bunga. Terjadinya guncangan dalam negri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik yang berakhir dengan peningkatan inflasi pada perekonomian.
Inflasi merupakan variabel makro ekonomi selain pertumbuhan dan pengangguran. Semestinya inflasi mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah dalam hal menjaga tingkat kestabilannya. Karena sesungguhnya inflasi mencerminkan kestabilan nilai mata uang. Hal itu tercermin dari stabilitas tingkat harga yang kemudian berpengaruh terhadap realisasi pencapaiaan tujuan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Faktor-faktor pemicu tingkat inflasi di pengaruhi oleh berbagai faktor, contohnya pada kasus perekonomian indonesia terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong kenaikan tingkat inflasi yaitu faktor ekonomi dan non ekonomi yang di perkirakan akan mempengaruhi tingkat inflasi di negara kita. Hal ini berasal dari variabel domestik dan variabel eksternal. Variabel domestik berasal dari peningkatan jumlah uang beredar, terjadinya tekanan yang berasal dari permintaan maupun penawaran, GDP, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah (seperti kenaikan harga BBM). Sementara variabel eksternal diantaranya berasal dari nilai tukar tingkat inflasi negara lain.
Saat ini inflasi yang terjadi di indonesia hanya di pengaruhi oleh naiknya harga minyak bumi di pasar internasional yang dapat mendorong lebih lanjut  pengadaan sumber energi listrik dan bahan bakar untuk sebagaian besar pabrik-pabrik pengolahan. Bahkan di masa depan ancaman mengenai tingginya harga minyak bumi akan mengancam inflasi di negara kita akibat kelangkaan batu bara dan gas yang mengakibatkan kenaikan biaya.
DAMPAK TERJADINYA INFLASI
a)      Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi
Pada prinsipnya tidak semua inflasi berdampak negatif bagi suatu perekonomian, terutama jika inflasi yang terjadi adalah inflasi ringan yakni dikisaran sepuluh persen ke bawah. Inflasi ringan justru dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan inflasi mampu memberikan semangat kepada para pengusaha untuk lebih meningkatkan produksinya. Pengusaha bersemangat untuk meningkatkan produksinya, karena adanya kenaikan harga, sehingga ketika memproduksi lebih banyak maka pengusaha akan memperoleh keuntungan yang lebih banyak pula. Dengan catatan ceteris paribus. Selain itu peningkatan produksi juga membawa dampak positif yakni menciptakan lapangan kerja baru. Inflasi baru berdampak negatif apabila nilainya lebih dari sepuluh persen.
Apabila inflasi yang terjadi diatas sepulu persen dan tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan nmasayarakat, maka akan menyebabkan daya beli masayarakat menurun. Yang pada akhirnya akan menurunkan petumbuhan ekonomi karena sesuai dengan rumus pertumbuhan ekonomi yakni Y = C + I + G + (X-M) jika C (konsumsi masayarakat) turunmaka akan menyebabkan penurunan Y yang akhirnya menurunkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
b)      Pengaruh inflasi terhadap hasil produksi
1.      Hasil produksi akan meningkat jika kenaikan harga barang lebih cepat daripada kenaikan gaji perkerja. Hal ini akan memberikan keuntungan pengusaha menjadi lebih tinggi. Peningkatan keuntungan yang diperoleh pengusaha akan mendorong pengusaha memproduksi lebih banyak sehingga hasil produksipun meningkat.
2.      Hasil produksi akan menurun jika inflasi sudah terlalu tinggi (hiper inflation). Karena terjadi hiperinflasi, masayarakat tidak suka memiliki uang tunai, karena nilai uang rill yang dipegang semakin rendah. Daya beli uang menjadi rendah. Karena sebagian besar orang tidak mau memegang uang tunai. Sebagian pertukaran dilakukan dengan menggunakan cara barter. Hal ini membuat produsen tidak bersemangat memproduksi, sebab hasil produksi akan kurang laku, dan akibat selanjutnya produksi pun turun.
c)      Pengaruh inflasi terhadap investasi
Pada masa inflasi terjadi, para pemilik modal lebih suka menanamkan modalnya dalam bentuk pembelian harta tetap, seperti tanah dan rumah. Pada masa inflasi ini, nilai barang akan terus mengalami kenaikan, sedangkan nilai uang atau daya beli uang akan terus menurun. Itulah yang menyebabkan para investro menanamkan modalnya dalam bentuk harta tetap.
d)     Pengaruh inflasi terhadap perdagangan internasional
Jika didalam negeri terjadi inflasi, maka produk  dalam negeri akan lebih mahal dibandingkan barang luar negeri. Keadaan ini akan menyebabkan barang dalam negeri sulit bersaing dengan produk-produk luar negeri. Akibatnya, nilai ekspor kita akan lebih rendah daripada impor kita. Sehingga neraca perdagangan akan mengalami defisit. Dan defisit ini akan menguras cadangan devisa negara.
Hal ini sama dengan yang terjadi di Indonesia saat ini yang tengah mengalami defisit neraca perdangan akibat nilai impor kita lebih tinggi daripada ekspor kita. Hal ini disebabkan oleh dua hal yakni harga barang luar negeri yang lebih muran dan kletidakmampuan memproduksi barang yang sama didalam negeri sendiri.
e)      Pengaruh inflasi terhadap pendapatan masayarakat
Untuk masyarakat yang berpendapatan tetap, terjadinya inflasi sangat merugikan karena pendapatan rill mereka akan turun. Sedangkan bagi masayarakat berpenghasilan tidak tetap bisa berdampakmerugikan dan menguntungkan. Merugikan bagi mereka yang berpenghasilan rendan dan tidak tetap. Sedangkan menguntungan bagi mereka yang berpenghasilan tinggi dan tidak tetap seperti para pengusaha. Mereka menganggao tidak terlalu dirugikan dengan keadaan seperti itu.
KEBIJAKAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGATASI INFLASI YANG TINGGI
Ada beberapa instrumen kebijakan yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah inflasi disuatu negara, yakni melalui kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal dikeluarkan oleh pemerintah untuk memperbaiki kondisi perekonomian suatu negara melalui perubahan pengeluaran pemerintah, pajak, oprasi pasar, dan transfer payment. Sedangkan dalam kenijakan moneter, Bank Sentral mengeluarkan kebijakan dengan mengatur JUB (Jumlah Uang Beredar), tingkat suku bunga, mengatur simpanan pokok perbankkan di BI dan sebagainya. Dalam hal mengatasi inflasi baik kebijakan moneter ataupun fiskal memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikan masalah ini. Disini penulis akan menjelaskan apa saja kebijakan yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah inflasi baik dari kebijakan fiskal maupun moneter, diantaranya :



1.         Kebijakan Fiskal
·         Kebijakan oprasi pasar
Oprasi pasar merupakan salah satu kebijakan yang digunakan oleh pemerintah untuk menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan cukup tinggi. Ini dilakukan pemerintah agar inflasi yang terjadi bisa terkendali dan pada akhirnya ketika harga-harga stabil daya beli masyarakat bisa pulih kembali.
·         Transfer payment
Pemberian bantuan secara langsung berupa uang digunakan pemerintah sebagai kompensasi atas suatu kebijakan yang menyebabkan kenaikan harga barang secara umum (inflasi) seperti akibat kenaikan harga BBM kemarin. Pemerintah memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai (BLSM) kepada masayarakat dengan tujuan uang tersebut bisa digunakan untuk membeli kebutuhan hidup dan lebih-lebih digunakan untuk kegiatan yang produktif.
·         Melakukan Impor
Kebijakan impor dilakukan pemerintah apabila harga barang didalam negeri sudah terlalu tinggi dan ketidak mampuan produsen (pemerintah & swasta) memproduksi ataupun mencukupi permintaan dalam negeri. Sehingga ditempuh cara impor untuk menstabilkan harga barang tersebut. Penulis ambil contoh ketika harga kedelai dan daging sapi di daklam negeri naik akibat permintaan terlalu tinggi dan ketidak mampuan produsen menyediakannya maka pemerintah membuka kran impor untuk mestabilkan harga kedelai dan daging sapi. Kebijakan ini dinilai paling cepat untuk mengendalikan inflasi yang terlampau tinggi.
·         Pemberian insentif pajak
Pemberian insentif pajak diberikan pemerintah kepada para produsen agar harga barang yang mereka jual ke pasar bisa ditekan seminimal mungkin, karena pajak merupakan salah satu biaya produksi di suatu perusahaan. Apabila pajak diturunkan atau dihapuskan untuk suatu perusahaan maka akan menurunkan biaya produksi di pabrik tersebut,  yang pada akhirnya akan menurunkan harga barang yang dijual produsen. Sehingga inflasi bisa dikendalikan.
2.  Kebijakan Moneter
·         Menaikkan suku bunga
Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan inflasi adalah melalui kebijkan moneter, salah satunya adalah melalui pengaturan tingkat suku bunga (bunga kredit dan deposito). Tujuan menaikkan suku bunga pinjaman dan deposito adalah mengurangi jumlah uang beredar di masyarkat, karena semakin banyak orang memegang uang tunai maka semakin banyak uang yang dibelanjakan sehingga menyebabkan demand pull inflation.
Sehingga dengan dinaikkannya tingkat suku bunga kredit dan deposito maka jumlah uang yang beredar bisa ditekan, karena orang akan memilih menempatkan uang mereka di bank untuk memperoleh margin yang tinggi dari bunga tabungan dan deposito daripada memegang uang tunai. Dan orang akan berfikir dua kali untuk meminjam uang ke bank karena bunga kredit yang terlalu tinggi.
Akibat dari bunga kredit yang terlalu tinggi bisa menurunkan iklim investasi di Indonesia, karena tingkat suku bunga merupakan faktor yang menentukan investasiI I = f(r) sehingga ketika tingkat bunga pinjaman naik menyebabkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun tersebut turun. Karena investasi merupakan salah satu faktor pertumbuhan sekonomi Y = C + G + I + (X-M) dan ketika investasi (I) turun maka akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi (Y) ikut trun juga. pertumbuhan tingkat bunga merupakan faktor yang memppengaruhi investasi  I = f (r)
·         Meningkatkan simpanan perbankkan di BI
Menetapkan tingkat simpanan perbankkan di BI juga langkah yang ditembuh bank indonesia selaku otoritas moneter di Indonesia untuk mengerem pertumbuhan kredit dan mengatur JUB di masyarakat. Bagaimana bisa simpanan bank di Bi bisa mempengaruhi jumlah kredit yang bisa disalurkan perbankkan, itu dikarenakan uang yang seharusnya digunakan bank untuk dipinjamkan ke investor harus disimpan di bank indonesia sehingga menurunkan jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankkan.
·         Menjual SBN
Menjual Surat Berharga Negara merupakan salah satu instrumen kebijakan untuk mengontrol JUB dimasyarakat. Mekanismenya adalah pemerintah menjual surat utang / SBN ke masyarakat dengan tujuan memperoleh dana segar dari masyarakat dan mengurangi jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Selain untuk mengatur JUB di masyarakat dana segar yang diperoleh pemerintah bisa digunakan untuk membiayai APBN pada tahun tersebut dan bisa dialokasikan kesektor-sektor produktif ataupun digunakan untuk mengendalikan inflasi seperti yang di jelaskan dalam bagian kebijakan fiskal.
Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.
Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”.    
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi
•         Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
•         Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
            Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.
Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.

Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
 Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
1.                  Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian.
2.                  Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan
Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
1.            Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
2.            Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
3.            Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat.
4.            Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:

1.      Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
2.      Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
3.      Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651).

2.2 Kerangka Pemikiran

            Inflasi adalah sebuah keadaan perekonomian yang menunjukan adanya kecenderungan kenaikan tingkat harga secara umum (price level) dan bersifat secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya arus barang dan arus uang yang di sebabkan oleh berbagai faktor.
Inflasi juga merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian selain pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan ekspor-inpor. Inflasi merupakan masalah yang sangat besar dalam perekonomian setiap negara dan merupakan suatu fenomena moneter yang selalu meresahkan negara karena kebijakan yang di ambil untuk mengatasi inflasi sering menjadi pisau permata dua yang akan berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi secara agregat. Diantaranya keseimbangan eksternal dan tingkat bunga. Terjadinya guncangan dalam negri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik yang berakhir dengan peningkatan inflasi pada perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.

2.3 Hipotesis

            Hipotesis adalah jawaban sementara teoritis yang perlu di uji kebenarannya secara empiris. Hipotesis dari penelitian ini diduga pengaruh Inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Dengan asumsi Rumus : Y = a + bx


pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi


Proposal Penelitian
Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
(Studi Kasus Pada Bank Indonesia)

 











Disusun oleh:
Nama                 : Heru Haerul
Kelas                  : Manajemen C
                                                         




PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

                        Perubahan-perubahan pada berbagai sektor ekonomi tersebut akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan ekonomi, yang ditandai dengan naiknya produksi nasional, pendapatan nasional, dan pendapatan perkapita. Situasi semacam itu akan berlangsung secara terus-menerus.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi. Jadi akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan ekonomi dimana pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada sektor ekonomi. Pendirian industri-industri baru dan meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam sektor industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah melalui pembangunan di bidang sarana dan prasarana, seperti penambahan ruasa jalan.
            Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor
produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
            Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
            Inflasi adalah sebuah keadaan perekonomian yang menunjukan adanya kecenderungan kenaikan tingkat harga secara umum (price level) dan bersifat secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya arus barang dan arus uang yang di sebabkan oleh berbagai faktor.
Inflasi juga merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian selain pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan ekspor-inpor. Inflasi merupakan masalah yang sangat besar dalam perekonomian setiap negara dan merupakan suatu fenomena moneter yang selalu meresahkan negara karena kebijakan yang di ambil untuk mengatasi inflasi sering menjadi pisau permata dua yang akan berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi secara agregat. Diantaranya keseimbangan eksternal dan tingkat bunga. Terjadinya guncangan dalam negri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik yang berakhir dengan peningkatan inflasi pada perekonomian.

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

            Dari judul di atas maka identifikasi masalahnya adalah:
1.      Pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
2.      Tingkat Inflasi di Indonesia.
3.      Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

1.2.2 Rumusan Masalah

            Dari judul di atas maka dapat di cari rumusan masalahnya adalah:
1.      Seberapa besar tingkat inflasi di indonesia?
2.      Seberapa pesat pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
3.      Seberapa besar pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

1.3 Tujuan Penelitian

            Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui seberapa besar tingkat inflasi.
2.      Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan ekonomi itu.
3.      Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

1.4 Kegunaan Penelitian

            Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam pengembangan tentang teori-teori yang sudah ada yang berkaitan dengan pengaruh Inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.











BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

            Inflasi adalah sebuah keadaan perekonomian yang menunjukan adanya kecenderungan kenaikan tingkat harga secara umum (price level) dan bersifat secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya arus barang dan arus uang yang di sebabkan oleh berbagai faktor.
Inflasi juga merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian selain pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan ekspor-inpor. Inflasi merupakan masalah yang sangat besar dalam perekonomian setiap negara dan merupakan suatu fenomena moneter yang selalu meresahkan negara karena kebijakan yang di ambil untuk mengatasi inflasi sering menjadi pisau permata dua yang akan berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi secara agregat. Diantaranya keseimbangan eksternal dan tingkat bunga. Terjadinya guncangan dalam negri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik yang berakhir dengan peningkatan inflasi pada perekonomian.
Inflasi merupakan variabel makro ekonomi selain pertumbuhan dan pengangguran. Semestinya inflasi mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah dalam hal menjaga tingkat kestabilannya. Karena sesungguhnya inflasi mencerminkan kestabilan nilai mata uang. Hal itu tercermin dari stabilitas tingkat harga yang kemudian berpengaruh terhadap realisasi pencapaiaan tujuan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Faktor-faktor pemicu tingkat inflasi di pengaruhi oleh berbagai faktor, contohnya pada kasus perekonomian indonesia terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong kenaikan tingkat inflasi yaitu faktor ekonomi dan non ekonomi yang di perkirakan akan mempengaruhi tingkat inflasi di negara kita. Hal ini berasal dari variabel domestik dan variabel eksternal. Variabel domestik berasal dari peningkatan jumlah uang beredar, terjadinya tekanan yang berasal dari permintaan maupun penawaran, GDP, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah (seperti kenaikan harga BBM). Sementara variabel eksternal diantaranya berasal dari nilai tukar tingkat inflasi negara lain.
Saat ini inflasi yang terjadi di indonesia hanya di pengaruhi oleh naiknya harga minyak bumi di pasar internasional yang dapat mendorong lebih lanjut  pengadaan sumber energi listrik dan bahan bakar untuk sebagaian besar pabrik-pabrik pengolahan. Bahkan di masa depan ancaman mengenai tingginya harga minyak bumi akan mengancam inflasi di negara kita akibat kelangkaan batu bara dan gas yang mengakibatkan kenaikan biaya.
DAMPAK TERJADINYA INFLASI
a)      Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi
Pada prinsipnya tidak semua inflasi berdampak negatif bagi suatu perekonomian, terutama jika inflasi yang terjadi adalah inflasi ringan yakni dikisaran sepuluh persen ke bawah. Inflasi ringan justru dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan inflasi mampu memberikan semangat kepada para pengusaha untuk lebih meningkatkan produksinya. Pengusaha bersemangat untuk meningkatkan produksinya, karena adanya kenaikan harga, sehingga ketika memproduksi lebih banyak maka pengusaha akan memperoleh keuntungan yang lebih banyak pula. Dengan catatan ceteris paribus. Selain itu peningkatan produksi juga membawa dampak positif yakni menciptakan lapangan kerja baru. Inflasi baru berdampak negatif apabila nilainya lebih dari sepuluh persen.
Apabila inflasi yang terjadi diatas sepulu persen dan tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan nmasayarakat, maka akan menyebabkan daya beli masayarakat menurun. Yang pada akhirnya akan menurunkan petumbuhan ekonomi karena sesuai dengan rumus pertumbuhan ekonomi yakni Y = C + I + G + (X-M) jika C (konsumsi masayarakat) turunmaka akan menyebabkan penurunan Y yang akhirnya menurunkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
b)      Pengaruh inflasi terhadap hasil produksi
1.      Hasil produksi akan meningkat jika kenaikan harga barang lebih cepat daripada kenaikan gaji perkerja. Hal ini akan memberikan keuntungan pengusaha menjadi lebih tinggi. Peningkatan keuntungan yang diperoleh pengusaha akan mendorong pengusaha memproduksi lebih banyak sehingga hasil produksipun meningkat.
2.      Hasil produksi akan menurun jika inflasi sudah terlalu tinggi (hiper inflation). Karena terjadi hiperinflasi, masayarakat tidak suka memiliki uang tunai, karena nilai uang rill yang dipegang semakin rendah. Daya beli uang menjadi rendah. Karena sebagian besar orang tidak mau memegang uang tunai. Sebagian pertukaran dilakukan dengan menggunakan cara barter. Hal ini membuat produsen tidak bersemangat memproduksi, sebab hasil produksi akan kurang laku, dan akibat selanjutnya produksi pun turun.
c)      Pengaruh inflasi terhadap investasi
Pada masa inflasi terjadi, para pemilik modal lebih suka menanamkan modalnya dalam bentuk pembelian harta tetap, seperti tanah dan rumah. Pada masa inflasi ini, nilai barang akan terus mengalami kenaikan, sedangkan nilai uang atau daya beli uang akan terus menurun. Itulah yang menyebabkan para investro menanamkan modalnya dalam bentuk harta tetap.
d)     Pengaruh inflasi terhadap perdagangan internasional
Jika didalam negeri terjadi inflasi, maka produk  dalam negeri akan lebih mahal dibandingkan barang luar negeri. Keadaan ini akan menyebabkan barang dalam negeri sulit bersaing dengan produk-produk luar negeri. Akibatnya, nilai ekspor kita akan lebih rendah daripada impor kita. Sehingga neraca perdagangan akan mengalami defisit. Dan defisit ini akan menguras cadangan devisa negara.
Hal ini sama dengan yang terjadi di Indonesia saat ini yang tengah mengalami defisit neraca perdangan akibat nilai impor kita lebih tinggi daripada ekspor kita. Hal ini disebabkan oleh dua hal yakni harga barang luar negeri yang lebih muran dan kletidakmampuan memproduksi barang yang sama didalam negeri sendiri.
e)      Pengaruh inflasi terhadap pendapatan masayarakat
Untuk masyarakat yang berpendapatan tetap, terjadinya inflasi sangat merugikan karena pendapatan rill mereka akan turun. Sedangkan bagi masayarakat berpenghasilan tidak tetap bisa berdampakmerugikan dan menguntungkan. Merugikan bagi mereka yang berpenghasilan rendan dan tidak tetap. Sedangkan menguntungan bagi mereka yang berpenghasilan tinggi dan tidak tetap seperti para pengusaha. Mereka menganggao tidak terlalu dirugikan dengan keadaan seperti itu.
KEBIJAKAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGATASI INFLASI YANG TINGGI
Ada beberapa instrumen kebijakan yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah inflasi disuatu negara, yakni melalui kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal dikeluarkan oleh pemerintah untuk memperbaiki kondisi perekonomian suatu negara melalui perubahan pengeluaran pemerintah, pajak, oprasi pasar, dan transfer payment. Sedangkan dalam kenijakan moneter, Bank Sentral mengeluarkan kebijakan dengan mengatur JUB (Jumlah Uang Beredar), tingkat suku bunga, mengatur simpanan pokok perbankkan di BI dan sebagainya. Dalam hal mengatasi inflasi baik kebijakan moneter ataupun fiskal memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikan masalah ini. Disini penulis akan menjelaskan apa saja kebijakan yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah inflasi baik dari kebijakan fiskal maupun moneter, diantaranya :



1.         Kebijakan Fiskal
·         Kebijakan oprasi pasar
Oprasi pasar merupakan salah satu kebijakan yang digunakan oleh pemerintah untuk menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan cukup tinggi. Ini dilakukan pemerintah agar inflasi yang terjadi bisa terkendali dan pada akhirnya ketika harga-harga stabil daya beli masyarakat bisa pulih kembali.
·         Transfer payment
Pemberian bantuan secara langsung berupa uang digunakan pemerintah sebagai kompensasi atas suatu kebijakan yang menyebabkan kenaikan harga barang secara umum (inflasi) seperti akibat kenaikan harga BBM kemarin. Pemerintah memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai (BLSM) kepada masayarakat dengan tujuan uang tersebut bisa digunakan untuk membeli kebutuhan hidup dan lebih-lebih digunakan untuk kegiatan yang produktif.
·         Melakukan Impor
Kebijakan impor dilakukan pemerintah apabila harga barang didalam negeri sudah terlalu tinggi dan ketidak mampuan produsen (pemerintah & swasta) memproduksi ataupun mencukupi permintaan dalam negeri. Sehingga ditempuh cara impor untuk menstabilkan harga barang tersebut. Penulis ambil contoh ketika harga kedelai dan daging sapi di daklam negeri naik akibat permintaan terlalu tinggi dan ketidak mampuan produsen menyediakannya maka pemerintah membuka kran impor untuk mestabilkan harga kedelai dan daging sapi. Kebijakan ini dinilai paling cepat untuk mengendalikan inflasi yang terlampau tinggi.
·         Pemberian insentif pajak
Pemberian insentif pajak diberikan pemerintah kepada para produsen agar harga barang yang mereka jual ke pasar bisa ditekan seminimal mungkin, karena pajak merupakan salah satu biaya produksi di suatu perusahaan. Apabila pajak diturunkan atau dihapuskan untuk suatu perusahaan maka akan menurunkan biaya produksi di pabrik tersebut,  yang pada akhirnya akan menurunkan harga barang yang dijual produsen. Sehingga inflasi bisa dikendalikan.
2.  Kebijakan Moneter
·         Menaikkan suku bunga
Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan inflasi adalah melalui kebijkan moneter, salah satunya adalah melalui pengaturan tingkat suku bunga (bunga kredit dan deposito). Tujuan menaikkan suku bunga pinjaman dan deposito adalah mengurangi jumlah uang beredar di masyarkat, karena semakin banyak orang memegang uang tunai maka semakin banyak uang yang dibelanjakan sehingga menyebabkan demand pull inflation.
Sehingga dengan dinaikkannya tingkat suku bunga kredit dan deposito maka jumlah uang yang beredar bisa ditekan, karena orang akan memilih menempatkan uang mereka di bank untuk memperoleh margin yang tinggi dari bunga tabungan dan deposito daripada memegang uang tunai. Dan orang akan berfikir dua kali untuk meminjam uang ke bank karena bunga kredit yang terlalu tinggi.
Akibat dari bunga kredit yang terlalu tinggi bisa menurunkan iklim investasi di Indonesia, karena tingkat suku bunga merupakan faktor yang menentukan investasiI I = f(r) sehingga ketika tingkat bunga pinjaman naik menyebabkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun tersebut turun. Karena investasi merupakan salah satu faktor pertumbuhan sekonomi Y = C + G + I + (X-M) dan ketika investasi (I) turun maka akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi (Y) ikut trun juga. pertumbuhan tingkat bunga merupakan faktor yang memppengaruhi investasi  I = f (r)
·         Meningkatkan simpanan perbankkan di BI
Menetapkan tingkat simpanan perbankkan di BI juga langkah yang ditembuh bank indonesia selaku otoritas moneter di Indonesia untuk mengerem pertumbuhan kredit dan mengatur JUB di masyarakat. Bagaimana bisa simpanan bank di Bi bisa mempengaruhi jumlah kredit yang bisa disalurkan perbankkan, itu dikarenakan uang yang seharusnya digunakan bank untuk dipinjamkan ke investor harus disimpan di bank indonesia sehingga menurunkan jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankkan.
·         Menjual SBN
Menjual Surat Berharga Negara merupakan salah satu instrumen kebijakan untuk mengontrol JUB dimasyarakat. Mekanismenya adalah pemerintah menjual surat utang / SBN ke masyarakat dengan tujuan memperoleh dana segar dari masyarakat dan mengurangi jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Selain untuk mengatur JUB di masyarakat dana segar yang diperoleh pemerintah bisa digunakan untuk membiayai APBN pada tahun tersebut dan bisa dialokasikan kesektor-sektor produktif ataupun digunakan untuk mengendalikan inflasi seperti yang di jelaskan dalam bagian kebijakan fiskal.
Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.
Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”.    
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi
•         Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
•         Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
            Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.
Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.

Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
 Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
1.                  Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian.
2.                  Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan
Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
1.            Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
2.            Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
3.            Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat.
4.            Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:

1.      Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
2.      Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
3.      Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651).

2.2 Kerangka Pemikiran

            Inflasi adalah sebuah keadaan perekonomian yang menunjukan adanya kecenderungan kenaikan tingkat harga secara umum (price level) dan bersifat secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya arus barang dan arus uang yang di sebabkan oleh berbagai faktor.
Inflasi juga merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian selain pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan ekspor-inpor. Inflasi merupakan masalah yang sangat besar dalam perekonomian setiap negara dan merupakan suatu fenomena moneter yang selalu meresahkan negara karena kebijakan yang di ambil untuk mengatasi inflasi sering menjadi pisau permata dua yang akan berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi secara agregat. Diantaranya keseimbangan eksternal dan tingkat bunga. Terjadinya guncangan dalam negri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik yang berakhir dengan peningkatan inflasi pada perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.

2.3 Hipotesis

            Hipotesis adalah jawaban sementara teoritis yang perlu di uji kebenarannya secara empiris. Hipotesis dari penelitian ini diduga pengaruh Inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Dengan asumsi Rumus : Y = a + bx

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan

            Dari penelitian di atas maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan dengan variabel lain.

3.2 Definisi Variabel

            Dari judul di atas, dalam penelitian ini ada dua variabel yang di teliti yaitu:
1.         Variabel independen X, yaitu Inflasi adalah sebuah keadaan perekonomian yang menunjukan adanya kecenderungan kenaikan tingkat harga secara umum (price level) dan bersifat secara terus-menerus.
2.         Variabel Dependen Y, yaitu Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

3.3 Populasi dan Sampel

            Populasi adalah keseluruhan responden yang akan diteliti dan sampel merupakan sebagian dari populasi. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi.

3.4 Jenis Dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

            Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ada data kualitatif dan data kuantitatif.

3.4.2 Sumber Data

            Data penelitian ini diperoleh dari berbagai media baik dari buku, maupun langsung melakukan observasi sehingga data yang diperoleh lengkap.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1.      Study Kepustakaan (Library Research)
            Dalam hal ini penulis mengumpulkan dan mempelajari buku-buku,
literatur-literatur serta data-data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2.      Study Lapangan
            Penulis mengadakan penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan taktik :
•      Obsevasi (Peninjauan)
Yaitu suatu cara dengan mengamati secara langsung pada objek yang akan diteliti (sasaran).
•      Interview (Wawancara)
Yaitu suatu cara atau taktik untuk mengumpulkan data dengan cara mengadakan tanya jawab serta tatap muka dan langsung dari pihak-pihak yang berwenang, yang ada hubungannya dengan objek yang sedang diamati dan diteliti.

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian

3.6.1 Tempat Penelitian

            Penelitian dilakukan langsung ke Bank Indonesia yang beralamat di Jl. MH. Tamrin 2 Jakarta 10350 Indonesia.

3.6.2 Waktu Penelitian

            Penelitian dilakukan selama dua minggu dari mulai persiapan, penelitian sampai penyusunan.





DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html
http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html
http://adie-wongindonesia.blogspot.com/2010/02/makalah-pertumbuhan-ekonomi-definisi.html
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2009/11/19/mudahnya-menghitung-pertumbuhan-ekonomi/
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://tutor2u.net/economics/revision-notes/as
http://www.ekonomirakyat.org/edisi_16/artikel_1.htm


pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi


Proposal Penelitian
Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
(Studi Kasus Pada Bank Indonesia)

Description: index.jpg
 


















Disusun oleh:
Nama                 : Heru Haerul
Kelas                  : Manajemen C
                                                         




PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2014/2015

 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

                        Perubahan-perubahan pada berbagai sektor ekonomi tersebut akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan ekonomi, yang ditandai dengan naiknya produksi nasional, pendapatan nasional, dan pendapatan perkapita. Situasi semacam itu akan berlangsung secara terus-menerus.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi. Jadi akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan ekonomi dimana pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada sektor ekonomi. Pendirian industri-industri baru dan meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam sektor industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah melalui pembangunan di bidang sarana dan prasarana, seperti penambahan ruasa jalan.
            Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor
produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
            Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
            Inflasi adalah sebuah keadaan perekonomian yang menunjukan adanya kecenderungan kenaikan tingkat harga secara umum (price level) dan bersifat secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya arus barang dan arus uang yang di sebabkan oleh berbagai faktor.
Inflasi juga merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian selain pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan ekspor-inpor. Inflasi merupakan masalah yang sangat besar dalam perekonomian setiap negara dan merupakan suatu fenomena moneter yang selalu meresahkan negara karena kebijakan yang di ambil untuk mengatasi inflasi sering menjadi pisau permata dua yang akan berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi secara agregat. Diantaranya keseimbangan eksternal dan tingkat bunga. Terjadinya guncangan dalam negri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik yang berakhir dengan peningkatan inflasi pada perekonomian.

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

            Dari judul di atas maka identifikasi masalahnya adalah:
1.      Pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
2.      Tingkat Inflasi di Indonesia.
3.      Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

1.2.2 Rumusan Masalah

            Dari judul di atas maka dapat di cari rumusan masalahnya adalah:
1.      Seberapa besar tingkat inflasi di indonesia?
2.      Seberapa pesat pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
3.      Seberapa besar pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

1.3 Tujuan Penelitian

            Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui seberapa besar tingkat inflasi.
2.      Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan ekonomi itu.
3.      Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

1.4 Kegunaan Penelitian

            Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam pengembangan tentang teori-teori yang sudah ada yang berkaitan dengan pengaruh Inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.











BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

            Inflasi adalah sebuah keadaan perekonomian yang menunjukan adanya kecenderungan kenaikan tingkat harga secara umum (price level) dan bersifat secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya arus barang dan arus uang yang di sebabkan oleh berbagai faktor.
Inflasi juga merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian selain pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan ekspor-inpor. Inflasi merupakan masalah yang sangat besar dalam perekonomian setiap negara dan merupakan suatu fenomena moneter yang selalu meresahkan negara karena kebijakan yang di ambil untuk mengatasi inflasi sering menjadi pisau permata dua yang akan berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi secara agregat. Diantaranya keseimbangan eksternal dan tingkat bunga. Terjadinya guncangan dalam negri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik yang berakhir dengan peningkatan inflasi pada perekonomian.
Inflasi merupakan variabel makro ekonomi selain pertumbuhan dan pengangguran. Semestinya inflasi mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah dalam hal menjaga tingkat kestabilannya. Karena sesungguhnya inflasi mencerminkan kestabilan nilai mata uang. Hal itu tercermin dari stabilitas tingkat harga yang kemudian berpengaruh terhadap realisasi pencapaiaan tujuan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Faktor-faktor pemicu tingkat inflasi di pengaruhi oleh berbagai faktor, contohnya pada kasus perekonomian indonesia terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong kenaikan tingkat inflasi yaitu faktor ekonomi dan non ekonomi yang di perkirakan akan mempengaruhi tingkat inflasi di negara kita. Hal ini berasal dari variabel domestik dan variabel eksternal. Variabel domestik berasal dari peningkatan jumlah uang beredar, terjadinya tekanan yang berasal dari permintaan maupun penawaran, GDP, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah (seperti kenaikan harga BBM). Sementara variabel eksternal diantaranya berasal dari nilai tukar tingkat inflasi negara lain.
Saat ini inflasi yang terjadi di indonesia hanya di pengaruhi oleh naiknya harga minyak bumi di pasar internasional yang dapat mendorong lebih lanjut  pengadaan sumber energi listrik dan bahan bakar untuk sebagaian besar pabrik-pabrik pengolahan. Bahkan di masa depan ancaman mengenai tingginya harga minyak bumi akan mengancam inflasi di negara kita akibat kelangkaan batu bara dan gas yang mengakibatkan kenaikan biaya.
DAMPAK TERJADINYA INFLASI
a)      Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi
Pada prinsipnya tidak semua inflasi berdampak negatif bagi suatu perekonomian, terutama jika inflasi yang terjadi adalah inflasi ringan yakni dikisaran sepuluh persen ke bawah. Inflasi ringan justru dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan inflasi mampu memberikan semangat kepada para pengusaha untuk lebih meningkatkan produksinya. Pengusaha bersemangat untuk meningkatkan produksinya, karena adanya kenaikan harga, sehingga ketika memproduksi lebih banyak maka pengusaha akan memperoleh keuntungan yang lebih banyak pula. Dengan catatan ceteris paribus. Selain itu peningkatan produksi juga membawa dampak positif yakni menciptakan lapangan kerja baru. Inflasi baru berdampak negatif apabila nilainya lebih dari sepuluh persen.
Apabila inflasi yang terjadi diatas sepulu persen dan tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan nmasayarakat, maka akan menyebabkan daya beli masayarakat menurun. Yang pada akhirnya akan menurunkan petumbuhan ekonomi karena sesuai dengan rumus pertumbuhan ekonomi yakni Y = C + I + G + (X-M) jika C (konsumsi masayarakat) turunmaka akan menyebabkan penurunan Y yang akhirnya menurunkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
b)      Pengaruh inflasi terhadap hasil produksi
1.      Hasil produksi akan meningkat jika kenaikan harga barang lebih cepat daripada kenaikan gaji perkerja. Hal ini akan memberikan keuntungan pengusaha menjadi lebih tinggi. Peningkatan keuntungan yang diperoleh pengusaha akan mendorong pengusaha memproduksi lebih banyak sehingga hasil produksipun meningkat.
2.      Hasil produksi akan menurun jika inflasi sudah terlalu tinggi (hiper inflation). Karena terjadi hiperinflasi, masayarakat tidak suka memiliki uang tunai, karena nilai uang rill yang dipegang semakin rendah. Daya beli uang menjadi rendah. Karena sebagian besar orang tidak mau memegang uang tunai. Sebagian pertukaran dilakukan dengan menggunakan cara barter. Hal ini membuat produsen tidak bersemangat memproduksi, sebab hasil produksi akan kurang laku, dan akibat selanjutnya produksi pun turun.
c)      Pengaruh inflasi terhadap investasi
Pada masa inflasi terjadi, para pemilik modal lebih suka menanamkan modalnya dalam bentuk pembelian harta tetap, seperti tanah dan rumah. Pada masa inflasi ini, nilai barang akan terus mengalami kenaikan, sedangkan nilai uang atau daya beli uang akan terus menurun. Itulah yang menyebabkan para investro menanamkan modalnya dalam bentuk harta tetap.
d)     Pengaruh inflasi terhadap perdagangan internasional
Jika didalam negeri terjadi inflasi, maka produk  dalam negeri akan lebih mahal dibandingkan barang luar negeri. Keadaan ini akan menyebabkan barang dalam negeri sulit bersaing dengan produk-produk luar negeri. Akibatnya, nilai ekspor kita akan lebih rendah daripada impor kita. Sehingga neraca perdagangan akan mengalami defisit. Dan defisit ini akan menguras cadangan devisa negara.
Hal ini sama dengan yang terjadi di Indonesia saat ini yang tengah mengalami defisit neraca perdangan akibat nilai impor kita lebih tinggi daripada ekspor kita. Hal ini disebabkan oleh dua hal yakni harga barang luar negeri yang lebih muran dan kletidakmampuan memproduksi barang yang sama didalam negeri sendiri.
e)      Pengaruh inflasi terhadap pendapatan masayarakat
Untuk masyarakat yang berpendapatan tetap, terjadinya inflasi sangat merugikan karena pendapatan rill mereka akan turun. Sedangkan bagi masayarakat berpenghasilan tidak tetap bisa berdampakmerugikan dan menguntungkan. Merugikan bagi mereka yang berpenghasilan rendan dan tidak tetap. Sedangkan menguntungan bagi mereka yang berpenghasilan tinggi dan tidak tetap seperti para pengusaha. Mereka menganggao tidak terlalu dirugikan dengan keadaan seperti itu.
KEBIJAKAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGATASI INFLASI YANG TINGGI
Ada beberapa instrumen kebijakan yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah inflasi disuatu negara, yakni melalui kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal dikeluarkan oleh pemerintah untuk memperbaiki kondisi perekonomian suatu negara melalui perubahan pengeluaran pemerintah, pajak, oprasi pasar, dan transfer payment. Sedangkan dalam kenijakan moneter, Bank Sentral mengeluarkan kebijakan dengan mengatur JUB (Jumlah Uang Beredar), tingkat suku bunga, mengatur simpanan pokok perbankkan di BI dan sebagainya. Dalam hal mengatasi inflasi baik kebijakan moneter ataupun fiskal memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikan masalah ini. Disini penulis akan menjelaskan apa saja kebijakan yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah inflasi baik dari kebijakan fiskal maupun moneter, diantaranya :



1.         Kebijakan Fiskal
·         Kebijakan oprasi pasar
Oprasi pasar merupakan salah satu kebijakan yang digunakan oleh pemerintah untuk menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan cukup tinggi. Ini dilakukan pemerintah agar inflasi yang terjadi bisa terkendali dan pada akhirnya ketika harga-harga stabil daya beli masyarakat bisa pulih kembali.
·         Transfer payment
Pemberian bantuan secara langsung berupa uang digunakan pemerintah sebagai kompensasi atas suatu kebijakan yang menyebabkan kenaikan harga barang secara umum (inflasi) seperti akibat kenaikan harga BBM kemarin. Pemerintah memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai (BLSM) kepada masayarakat dengan tujuan uang tersebut bisa digunakan untuk membeli kebutuhan hidup dan lebih-lebih digunakan untuk kegiatan yang produktif.
·         Melakukan Impor
Kebijakan impor dilakukan pemerintah apabila harga barang didalam negeri sudah terlalu tinggi dan ketidak mampuan produsen (pemerintah & swasta) memproduksi ataupun mencukupi permintaan dalam negeri. Sehingga ditempuh cara impor untuk menstabilkan harga barang tersebut. Penulis ambil contoh ketika harga kedelai dan daging sapi di daklam negeri naik akibat permintaan terlalu tinggi dan ketidak mampuan produsen menyediakannya maka pemerintah membuka kran impor untuk mestabilkan harga kedelai dan daging sapi. Kebijakan ini dinilai paling cepat untuk mengendalikan inflasi yang terlampau tinggi.
·         Pemberian insentif pajak
Pemberian insentif pajak diberikan pemerintah kepada para produsen agar harga barang yang mereka jual ke pasar bisa ditekan seminimal mungkin, karena pajak merupakan salah satu biaya produksi di suatu perusahaan. Apabila pajak diturunkan atau dihapuskan untuk suatu perusahaan maka akan menurunkan biaya produksi di pabrik tersebut,  yang pada akhirnya akan menurunkan harga barang yang dijual produsen. Sehingga inflasi bisa dikendalikan.
2.  Kebijakan Moneter
·         Menaikkan suku bunga
Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengendalikan inflasi adalah melalui kebijkan moneter, salah satunya adalah melalui pengaturan tingkat suku bunga (bunga kredit dan deposito). Tujuan menaikkan suku bunga pinjaman dan deposito adalah mengurangi jumlah uang beredar di masyarkat, karena semakin banyak orang memegang uang tunai maka semakin banyak uang yang dibelanjakan sehingga menyebabkan demand pull inflation.
Sehingga dengan dinaikkannya tingkat suku bunga kredit dan deposito maka jumlah uang yang beredar bisa ditekan, karena orang akan memilih menempatkan uang mereka di bank untuk memperoleh margin yang tinggi dari bunga tabungan dan deposito daripada memegang uang tunai. Dan orang akan berfikir dua kali untuk meminjam uang ke bank karena bunga kredit yang terlalu tinggi.
Akibat dari bunga kredit yang terlalu tinggi bisa menurunkan iklim investasi di Indonesia, karena tingkat suku bunga merupakan faktor yang menentukan investasiI I = f(r) sehingga ketika tingkat bunga pinjaman naik menyebabkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun tersebut turun. Karena investasi merupakan salah satu faktor pertumbuhan sekonomi Y = C + G + I + (X-M) dan ketika investasi (I) turun maka akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi (Y) ikut trun juga. pertumbuhan tingkat bunga merupakan faktor yang memppengaruhi investasi  I = f (r)
·         Meningkatkan simpanan perbankkan di BI
Menetapkan tingkat simpanan perbankkan di BI juga langkah yang ditembuh bank indonesia selaku otoritas moneter di Indonesia untuk mengerem pertumbuhan kredit dan mengatur JUB di masyarakat. Bagaimana bisa simpanan bank di Bi bisa mempengaruhi jumlah kredit yang bisa disalurkan perbankkan, itu dikarenakan uang yang seharusnya digunakan bank untuk dipinjamkan ke investor harus disimpan di bank indonesia sehingga menurunkan jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankkan.
·         Menjual SBN
Menjual Surat Berharga Negara merupakan salah satu instrumen kebijakan untuk mengontrol JUB dimasyarakat. Mekanismenya adalah pemerintah menjual surat utang / SBN ke masyarakat dengan tujuan memperoleh dana segar dari masyarakat dan mengurangi jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Selain untuk mengatur JUB di masyarakat dana segar yang diperoleh pemerintah bisa digunakan untuk membiayai APBN pada tahun tersebut dan bisa dialokasikan kesektor-sektor produktif ataupun digunakan untuk mengendalikan inflasi seperti yang di jelaskan dalam bagian kebijakan fiskal.
Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.
Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”.    
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi
•         Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
•         Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
            Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.
Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.

Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
 Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
1.                  Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian.
2.                  Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan
Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
1.            Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
2.            Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
3.            Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat.
4.            Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:

1.      Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
2.      Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
3.      Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651).

2.2 Kerangka Pemikiran

            Inflasi adalah sebuah keadaan perekonomian yang menunjukan adanya kecenderungan kenaikan tingkat harga secara umum (price level) dan bersifat secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya arus barang dan arus uang yang di sebabkan oleh berbagai faktor.
Inflasi juga merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian selain pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, dan ekspor-inpor. Inflasi merupakan masalah yang sangat besar dalam perekonomian setiap negara dan merupakan suatu fenomena moneter yang selalu meresahkan negara karena kebijakan yang di ambil untuk mengatasi inflasi sering menjadi pisau permata dua yang akan berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi secara agregat. Diantaranya keseimbangan eksternal dan tingkat bunga. Terjadinya guncangan dalam negri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik yang berakhir dengan peningkatan inflasi pada perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.

2.3 Hipotesis

            Hipotesis adalah jawaban sementara teoritis yang perlu di uji kebenarannya secara empiris. Hipotesis dari penelitian ini diduga pengaruh Inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. Dengan asumsi Rumus : Y = a + bx

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan

            Dari penelitian di atas maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan dengan variabel lain.

3.2 Definisi Variabel

            Dari judul di atas, dalam penelitian ini ada dua variabel yang di teliti yaitu:
1.         Variabel independen X, yaitu Inflasi adalah sebuah keadaan perekonomian yang menunjukan adanya kecenderungan kenaikan tingkat harga secara umum (price level) dan bersifat secara terus-menerus.
2.         Variabel Dependen Y, yaitu Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

3.3 Populasi dan Sampel

            Populasi adalah keseluruhan responden yang akan diteliti dan sampel merupakan sebagian dari populasi. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi.

3.4 Jenis Dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

            Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ada data kualitatif dan data kuantitatif.

3.4.2 Sumber Data

            Data penelitian ini diperoleh dari berbagai media baik dari buku, maupun langsung melakukan observasi sehingga data yang diperoleh lengkap.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1.      Study Kepustakaan (Library Research)
            Dalam hal ini penulis mengumpulkan dan mempelajari buku-buku,
literatur-literatur serta data-data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2.      Study Lapangan
            Penulis mengadakan penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis menggunakan taktik :
•      Obsevasi (Peninjauan)
Yaitu suatu cara dengan mengamati secara langsung pada objek yang akan diteliti (sasaran).
•      Interview (Wawancara)
Yaitu suatu cara atau taktik untuk mengumpulkan data dengan cara mengadakan tanya jawab serta tatap muka dan langsung dari pihak-pihak yang berwenang, yang ada hubungannya dengan objek yang sedang diamati dan diteliti.

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian

3.6.1 Tempat Penelitian

            Penelitian dilakukan langsung ke Bank Indonesia yang beralamat di Jl. MH. Tamrin 2 Jakarta 10350 Indonesia.

3.6.2 Waktu Penelitian

            Penelitian dilakukan selama dua minggu dari mulai persiapan, penelitian sampai penyusunan.





DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html
http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html
http://adie-wongindonesia.blogspot.com/2010/02/makalah-pertumbuhan-ekonomi-definisi.html
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2009/11/19/mudahnya-menghitung-pertumbuhan-ekonomi/
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://tutor2u.net/economics/revision-notes/as
http://www.ekonomirakyat.org/edisi_16/artikel_1.htm